Senin, 25 Januari 2010

naniura

NANIURA OH NANIURA….


NANIURA OH NANIURA….
Hari Senin (18/01) Club Handicraft and food memasak naniura. Club yang dibimbing oleh ms. Hanita Simangunsong ini sangat bersemangat seklai membuat Naniura ini.
Naniura itu, masakan khas batak yang dimasak tidak menggunakan api, masakan berbahan utama ikan mas ini, memang benar benar hanya mengandalkan asam yang merpakan salah satu bahannya unutk melunakkan daging ikan mas. Rasanya gak kalah enak lho, sama masakan yang dimasak dengan api. Bahkan, menurut teman-teman dari club Handicraft and food, kita harusnya bangga, karena naniura ini adalah sushinya orang batak. Nah, ini cara membuatnya :

Bahan-bahan unutk membuat naniura ini yaitu :
- Asam jungga
- Andaliman
- Kacang
- Lengkuas
- Kunyit
- Rias
- Cabe
- Bawang merah/bawang putih

Kalo untuk cara masaknya sendiri, gak susah kok…
1. Ikan mas disiangi sisiknya kemudian dibelah dua, tulangnya dikeluarkan lalu diberi garam dan air asam.
2. Kemirinya digongseng, riasnya direbus, cabe dan andaliman digiling, jahe dan kunyit juga digiling.
3. Satu persatu, bumbu dioleskan ke badan ikan.
4. Tinggal dibiarkan selama 1 jam
5. Nah siap untuk dihidangkan……
Mudah kan…..

Kamis, 21 Januari 2010

Jurnalistik

Jurnalisme adalah bidang disiplin dalam mengumpulkan, memastikan, melaporkan, dan menganalisis informasi yang dikumpulkan mengenai kejadian sekarang, termasuk tren, masalah, dan tokoh. Orang yang mempraktekkan kegiatan jurnalistik disebut jurnalis atau wartawan.

Di Indonesia, istilah ini dulu dikenal dengan publisistik. Dua istilah ini tadinya biasa dipertukarkan, hanya berbeda asalnya. Beberapa kampus di Indonesia sempat menggunakannya karena berkiblat kepada Eropa. Seiring waktu, istilah jurnalistik muncul dari Amerika Serikat dan menggantikan publisistik dengan jurnalistik. Publisistik juga digunakan untuk membahas Ilmu Komunikasi.

Jurnalisme dapat dikatakan "coretan pertama dalam sejarah". Meskipun berita seringkali ditulis dalam batas waktu terakhir, tetapi biasanya disunting sebelum diterbitkan.

Jurnalis seringkali berinteraksi dengan sumber yang kadangkala melibatkan konfidensialitas. Banyak pemerintahan Barat menjamin kebebasan dalam pers.

Aktivitas utama dalam jurnalisme adalah pelaporan kejadian dengan menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana (dalam bahasa Inggris dikenal dengan 5W+1H) dan juga menjelaskan kepentingan dan akibat dari kejadian atau trend. Jurnalisme meliputi beberapa media: koran, televisi, radio, majalah dan internet sebagai pendatang baru.

Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.

Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timoer, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.

Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.

Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih.

Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis Indepen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.

Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi.

Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan Dewan Pers

Selasa, 19 Januari 2010

neww.... journalist!!!!!

Hey......!!!!


akhirnya, kami bisa juga membuat blog ini.......

kami dari club journalistic Asrama Yayasan Soposurung.
kami ada 11 orang yang tergabung di dalam club ini :

- Jonas Sihombing

- Sigop Lumbantoruan

- Triasni Sibarani

- Roy Sirait

- Fandiaro Simanjuntak

- Juniana Pasaribu

- Laura Sihotang

- Ivani Nainggolan

- Irene Simbolon

- Gustina Sirait

- Lambas Tambunan

and yang pasti gak ketinggalan
ft. pembina club kami, Miss Risdawati Butar-butar.....

well, that's all abt our introducing....
see u next time..!!!